Ilmuwan memperkirakan bahwa emisi yang
ditimbulkan oleh deforestasi dan degradasi hutan mencapai sekitar 20 persen
dari seluruh emisi gas rumah kaca (GRK) per tahun. Jumlah ini lebih besar dari
emisi yang dikeluarkan oleh sektor transportasi secara global.
Bagaimana hutan dapat mengeluarkan emisi yang lebih besar dari emisi gabungan yang dikeluarkan oleh mobil, truk, pesawat udara dan kapal laut?
Bagaimana hutan dapat mengeluarkan emisi yang lebih besar dari emisi gabungan yang dikeluarkan oleh mobil, truk, pesawat udara dan kapal laut?
Ketika hutan ditebang atau digunduli,
biomassa yang tersimpan di dalam pohon akan membusuk atau terurai dan
menghasilkan gas karbon dioksida (CO2), sehingga menyebabkan
peningkatan konsentrasi GRK di atmosfer yang memerangkap panas yang dipancarkan
permukaan bumi. Selain itu, beberapa kawasan hutan melindungi sejumlah besar
karbon yang tersimpan di bawah tanah. Sebagai contoh, ketika hutan di lahan
gambut dibakar atau dikeringkan, maka emisi karbon yang dikeluarkan tidak hanya
terbatas dari vegetasi yang tumbuh di permukaan tanah; bahan organik yang ada
di dalam tanah juga akan terurai dan mengeluarkan CO2. Hutan lahan
gambut memiliki lebih banyak karbon di bawah permukaan daripada di atasnya.
Ketika pohon-pohon hutan habis, bumi kehilangan sumberdayanya yang sangat
berharga yang seharusnya secara terus menerus menyerap CO2 yang ada
di atmosfer. Hasil riset terbaru menunjukkan bahwa dari 32 milyar ton CO2
yang dihasilkan oleh aktivitas manusia per tahunnya kurang dari 5 milyar ton
diserap oleh hutan. Jadi kehilangan satu tegakan pepohonan merupakan kehilangan
berlipat ganda. Kita tidak hanya kehilangan cadangan karbon di daratan tetapi
juga kehilangan ekosistem yang mampu menyerap kelebihan karbon di atmosfer.
Jadi, apa yang harus dilakukan? Memagari semua areal hutan?
Tidak. Hutan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari kehidupan manusia yang tinggal di dalam dan di sekitar hutan
dan masyarakat secara keseluruhan. Menurut Bank Dunia lebih dari satu milyar
orang sangat tergantung pada hutan sebagai sumber kehidupan mereka. Ratusan
juta manusia juga bergantung pada bahan obat-obatan tradisional yang berasal
dari tumbuhan hutan. Sebagian besar asupan protein yang dikonsumsi masyarakat
pedesaan berasal dari berburu dan memancing di lahan hutan. Hutan juga sangat
penting dipandang dari sudut komersial. Pada tahun 2003, perdagangan
internasional untuk kayu gergajian, bubur kayu, kertas dan papan mencapai nilai
$ 150 milyar – lebih dari 2 persen total perdagangan dunia. Kita bisa memperkirakan
bahwa konversi hutan menjadi lahan pertanian akan tetap berlangsung. Namun
demikian, hal ini harus dilakukan dengan hati-hati, strategis dan mengindahkan
aspek keberlanjutan. Pembalakan kayu yang tidak terkendali, pembakaran dan
pembabatan hutan tropis harus dihentikan. Kita juga harus menghentikan kerusakan
skala besar yang terjadi pada hutan gambut yang kaya akan karbon dan mampu
mengeluarkan GRK dalam jumlah yang sangat besar jika hutan tersebut dibabat
atau dikeringkan dan dibakar.
No comments:
Post a Comment